Ketika aku membuka mata..
Sesosok perempuan sudah ada dsampingku mengatakan
"mari menuntut ilmu"
Pagi2 ia datang untuk menjemputku..
Kami begitu akrab
Bahkan aku menganggapnya saudaraku
Ketika aku membutuhkan sesuatu
Aku selalu meminta bantuan kepadanya
Dan dia selalu datang
Ketika aku membutuhkan teman bicara
Aku memberi pesan kepadanya untuk ke istanaku
Dan lagi2 dia datang
Dia sangat setia
Dia sosok yang berarti
Namun ketika ia hancurkan dengan kebohongan
Haruskah aku tetap menginginkanny menjadi saudaraku?
Atau apakah dia masih menganggapku berharga untuknya?

Ku fikir tidak,
Dia membutuhkan ku hanya untuk kepentingannya
Awal ku fikir dia benar2 ingin berteman denganku
Aku senang
aku adalah anak emas yang dpingit raja dan
tidak untuk berteman dengan siapapun
Tetapi dia datang ketika aku benar2 menginginkan seseorang yang setia
Yang selalu ada jika aq butuhkan begitu juga denganku baginya
Sekarang,
Kepercayaan ku pudar,
Aku tidak percaya lagi padanya,
Dia hanya memberikan kebohongan yang tak ada hentinya
Dia tidak penting bagiku
Dia mendekatiku karna aku bersama mereka,
Ya mereka
Sang putri dan pangeran berkuda
Pangeran berkuda idaman seluruh wanita
Aku bersama mereka,
Jadi ia ikut bersamaku..
Ia hanya menginginkan mereka
Bukan aku..
Aku terlalu percaya diri,
Aku sadar ia bukan saudara,
Bukan sahabat,
Ia adalah teman
Teman yang amat biasa saja,
Aku butuh dia
Namun aku bisa berdiri sendiri tanpanya,
Tanpa bergantung dengannya
Sang putri malah lebih perhatian kepadaku,
Lagi2 bukan dia
Tetapi dia sudah mendapatkan sang pangeran,
Mendapatkan,
Ya mendapatkan bukan sebagai calon mempelai,
Melainkan hanya teman,
Lagi2 teman biasa,
Dia tak sadar,
Kalau aku lebih mengenal sang pangeran daripada dia,
Aku tak pernah mengatakan hal itu,
Bukan karna tak mau,
Tapi tak sempat,
Hari-hariku hanya dipenuhi cerita pangeran,
Entah tentang raja,ratu,kuda ataupun kerabat raja
Entah ia bersemangat sekali untuk cerita,
Dia pernah memberikanku pernyataan
Dia menganggap pangeran sebagai teman tidak lebih,
Apa seorang teman harus diceritakan berkali2 dan berulang2
Entah apa yang ada didalam fikirannya,
Kepercayaanku benar2 pudar,
Kebohongan ada disekitarku
Entah akan ada kebohongan lagi atau tidak
Entah berapa kali kebohongan itu akan muncul kepadaku,
Sekarang,
Aku tidak peduli,
Karna dia bukan bayangan saudara bagiku,
Tapi hanya teman..
TEMAN BIASA..


Sesosok perempuan sudah ada dsampingku mengatakan
"mari menuntut ilmu"
Pagi2 ia datang untuk menjemputku..
Kami begitu akrab
Bahkan aku menganggapnya saudaraku
Ketika aku membutuhkan sesuatu
Aku selalu meminta bantuan kepadanya
Dan dia selalu datang
Ketika aku membutuhkan teman bicara
Aku memberi pesan kepadanya untuk ke istanaku
Dan lagi2 dia datang
Dia sangat setia
Dia sosok yang berarti
Namun ketika ia hancurkan dengan kebohongan
Haruskah aku tetap menginginkanny menjadi saudaraku?
Atau apakah dia masih menganggapku berharga untuknya?

Ku fikir tidak,
Dia membutuhkan ku hanya untuk kepentingannya
Awal ku fikir dia benar2 ingin berteman denganku
Aku senang
aku adalah anak emas yang dpingit raja dan
tidak untuk berteman dengan siapapun
Tetapi dia datang ketika aku benar2 menginginkan seseorang yang setia
Yang selalu ada jika aq butuhkan begitu juga denganku baginya
Sekarang,
Kepercayaan ku pudar,
Aku tidak percaya lagi padanya,
Dia hanya memberikan kebohongan yang tak ada hentinya
Dia tidak penting bagiku
Dia mendekatiku karna aku bersama mereka,
Ya mereka
Sang putri dan pangeran berkuda
Pangeran berkuda idaman seluruh wanita
Aku bersama mereka,
Jadi ia ikut bersamaku..
Ia hanya menginginkan mereka
Bukan aku..
Aku terlalu percaya diri,
Aku sadar ia bukan saudara,
Bukan sahabat,
Ia adalah teman
Teman yang amat biasa saja,
Aku butuh dia
Namun aku bisa berdiri sendiri tanpanya,
Tanpa bergantung dengannya
Sang putri malah lebih perhatian kepadaku,
Lagi2 bukan dia
Tetapi dia sudah mendapatkan sang pangeran,
Mendapatkan,
Ya mendapatkan bukan sebagai calon mempelai,
Melainkan hanya teman,
Lagi2 teman biasa,
Dia tak sadar,
Kalau aku lebih mengenal sang pangeran daripada dia,
Aku tak pernah mengatakan hal itu,
Bukan karna tak mau,
Tapi tak sempat,
Hari-hariku hanya dipenuhi cerita pangeran,
Entah tentang raja,ratu,kuda ataupun kerabat raja
Entah ia bersemangat sekali untuk cerita,
Dia pernah memberikanku pernyataan
Dia menganggap pangeran sebagai teman tidak lebih,
Apa seorang teman harus diceritakan berkali2 dan berulang2
Entah apa yang ada didalam fikirannya,
Kepercayaanku benar2 pudar,
Kebohongan ada disekitarku
Entah akan ada kebohongan lagi atau tidak
Entah berapa kali kebohongan itu akan muncul kepadaku,
Sekarang,
Aku tidak peduli,
Karna dia bukan bayangan saudara bagiku,
Tapi hanya teman..
TEMAN BIASA..




No comments:
Post a Comment